Media Partner

Media Partner

Minggu, 17 Februari 2013

Artikel Islami : cerita Islam"Hari Ini Hari Terakhirku" (Bagian II)

Tidak ada komentar
*lanjutan*

Masa liburan itu telah berakhir, dan semuanya bersiap-siap untuk kembali ke kampung halamannya. Aku pun pergi menemui mereka untuk mengucapkan selamat tinggal. Selama beberapa saat aku duduk bersama mereka. Aku hanya mengenal 3 orang saja dari mereka, sedangkan yang lainnya aku hanya mengenali nama-nama mereka saja. Dan Huda adalah salah satu dari mereka yang hanya kukenali namanya saja, tanpa aku mengetahui siapa orangnya. Masing-masing mereka bercerita tentang pengalaman mereka selama liburan, yang menyenangkan ataupun tidak.

Akhirnya tibalah giliranku untuk bercerita. Di sinilah aku benar-benar merasa yakin bahwa sudah tiba waktunya untuk melakukan sesuatu, hingga Allah memberiku petunjuk sebuah ide. Aku berdiri di depan mereka semua dan mengatakan, "Aku tidak punya cerita atau kisah, tapi aku punya sebuah permainan yang akan kita mainkan bersama, dan ada beberapa pertanyaan yang akan aku lontarkan, tapi dengan syarat kalian harus menjawabnya dengan jujur. Bagaimana menurut kalian?"


Aku melihat mereka begitu semangat dan menyetujui ideku. Kami pun memulai permainan itu dengan pertanyaan. Pertama, "Bagaimana jika ini adalah hari terakhir dalam hidupmu? Apa yang akan engkau lakukan?". 

Jawaban-jawaban mereka ternyata sangat beragam. Namun mereka semua sepakat untuk satu hal, yaitu mereka akan menegakkan sholat. Jawaban itu membuatku sungguh gembira.

Setelah itu, aku mengajukan pertanyaan kedua, "Siapa di antara kalian yang mengetahui berapa lama ia akan tinggal dalam kehidupan ini?". Semuanya menjawabku dengan diam dan ekspresi penuh keheranan.

Maka aku mengatakan, "Tidak ada seorang pun di antara kita yang mengetahui kapan kita akan mati. Mungkin sekarang, mungkin pula besok, mungkin bulan depan, atau tahun depan. Hanya Allah yang paling mengetahuinya."

Aku kemudian melanjutkan dengan pertanyaan ketiga, "Menurut kalian, mana yang lebih baik, dunia atau Surga?". Semua sepakat menjawab dengan satu suara, "Tentu saja Surga!"

"Surga itu untuk kaum muslimin, dan neraka untuk oragn kafir. Tapi ada sekelompok kaum muslimin yang masuk neraka. Mengapa?" aku kembali bertanya. Mereka tidak menjawabku. Aku pun tahu mereka tidak menjawab karena malu menyampaikan jawaban itu, karena mereka telah mengetahui maksudku dari pertanyaan ini. Maka pertanyaan terakhirku, "Andai saja benar bahwa hari ini adalah hari terakhir dalam kehidupanmu, dimanakah tempatmu, di surga atau neraka?"

Kembali hanya diam jawaban yang aku temukan. Saat itu aku menemukan bahwa kondisi mereka telah siap menerima apa yang akan aku sampaikan. Ini akan menjadi jalan masuk terbaik bagiku untuk menyampaikan apa saja yang ingin aku sampaikan selama ini. Maka aku pun melanjutkan pembicaraanku, "Aku tidak akan meminta kalian untuk menjawab pertanyaan terakhirku."

"Karena tidak ada seorang pun dari kita yang mengetahui bagaimana akhiratnya. Aku sendiri alhamdulillah mengerjakan sholat, bersedekah, dan puasa. Aku juga membaca Al-Qur'an, dan memakai jilbab. Tapi aku selalu takut pada hari kiamat. Kalian tahu kenapa? Karena sampai sekarang aku belum melakukan sesuatu yang dapat menyebabkan aku masuk surga. Tapi keinginan akan rahmat Allah begitu besar. Kemudian kalian, bagaimana kalian akan menjumpai Allah, sementara kalian mendengarkan sang muadzin menyerukan sholat, tapi aku melihat kalian menolak untuk memenuhi seruannya. Bagaimana kalian akan menjumpai Allah? Allah telah memerintahkan kalian untuk berhijab, tapi kalian mendurhakaiNya"

"Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Mu'adz bin Jabal : Wahai Mu'adz, ajarkan kepada mereka Kitabullah dan perbaiki perilaku mereka dengan akhlaq yang baik, dan tempatkanlah mereka sesuai kedudukannya -yang baik maupun yang buruk dari mereka-, dan jalankanlah perintah Allah di tengah mereka, dan padamkanlah urusan jahiliyah kecuali apa yang disunahkan oleh Islam. Tampakkanlah Islam seluruhnya, yang kecil maupun yang besar. Dan hendaklah perhatian terbesarmu apa pada sholat, karena ia adalah pokok Islam setelah pengakuan terhadap agama"

"Tapi kalian memotong pokok (kepala) Islam dengan mengabaikan sholat kalian. Bagaimana mungkin ada tubuh yang hidup tanpa kepala? Apakah engkau tahu, ketika engkau meletakkan kepalamu di atas bantal untuk tidur, boleh jadi itu akan menjadi malam terakhir untukmu, dan engkau tidak akan bangun lagi untuk selamanya kecuali ketika dua malaikat datang untuk memperhitungkan amalmu. Ketika mereka bertanya tentang sholatmu, dengan alasan apa engkau akan menjawabnya? Tentang hijabmu, dengan apa engkau akan menjawabnya?"

"Bagaimana jadinya kuburmu pada saat itu? Apakah ia adalah salah satu taman surga, atau sebuah pintu menuju Jahannam terbuka untukmu sehingga kuburmu menjadi sempit, dan yang akan menjadi temanmu adalah seekor ular besar. Ia akan melilit seluruh tubuhmu yang lemah itu dan meremukkanmu sehingga engkau mendengarkan suara tulang-belulangmu patah dan tercerai berai. Jangan pernah mengatakan engkau masih muda, karena kematian itu buta dan tidak akan melihat siapa yang akan ia ambil, anak-anak, anak muda, atau orang tua, semua sama saja baginya"

"Saudari-saudariku, sungguh aku memandang kalian seperti memandang sekumpulan bunga-bunga yang indah. Namun kini mulai kehilangan warnanya karena debu-debu dunia yang telah menodainya. Maka hilangkanlah debu-debu itu darimu dan kenakanlah hijabmu. Biarkanlah bungamu tidak dilihat kecuali oleh orang yang berhak untuk memandangnya. Maafkan aku jika aku sudah ikut campur dengan urusan kalian, tapi ini semua karena aku ingin sekali kelak kita dapat bertemu lagi di surga-Nya"

"Allah berfirman : Dan orang-orang beriman pria maupun wanita, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah kepada yang mungkar. Mereka menegakkan sholat dan menunaikan zakat, mereka taat kepada Allah dan RasulNya. Mereka itulah yang akan Allah rahmati, sesungguhnya Allah itu Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q. S. At-Taubah ayat 71)"

"Ayat ini kawan-kawanku, yang menyuruhku untuk datang menemui kalian sekarang ini. Dan aku mengatakan itu semua kepada kalian, karena aku adalah seorang wanita muslim, sudah menjadi kewajibanku untuk menyuruh kepada kebaikn dan mencegah kemungkaran, meskipun kalian menolak untuk mendengarkannya. Tapi yang pasti, siapa yang memperbaiki kondisinya maka dialah yang beruntung. Namun siapa yangtidak melakukannya, maka dialah yang akan merugi di dunia dan akhirat."

Aku meninggalkan mereka dalam diam. Dan keesokan harinya, kami semua pulang ke kampung masing-masing.

*bersambung*

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Berita Terpopuler

Member