Media Partner

Media Partner

Sabtu, 06 Juli 2013

Tafakur Alam : Menelusuri Alam Ciburial

Tidak ada komentar
Assalamu'alaikum akhi wa ukhti, kaifa halukum? :)
Masih ingat kan dengan posting sebelumnya tentang tafakur alam di hari pertama? Nah, sekarang kami akan melanjutkan petualangan di hari keduanya, masih di Ciburial. Penasaran gak? Yuk mulai nge-stalk para peserta TA di hari kedua di Ciburial....

Dinginnya udara di Ciburial malam itu semakin menyenyakkan tidur kami. Setelah lelah kemarin, berjalan kaki sampai rumah Pak Ade, bermain games, dan mendengar tausiyah dari Ustadz Subhanallah, akhirnya tiba waktunya untuk istirahat. Rencananya di hari kedua ini, kami akan bangun sekitar pukul 03.30 dan berkumpul di masjid untuk melaksanakan sholat tahajud berjama'ah. Namun rupanya lelah-letih itu belum terbayarkan dengan mengistirahatkan mata sampai pukul 03.30. Akhirnya sekitar pukul 04.00, kami baru bisa membuka mata yang sedang asyik istirahat itu. Langsunglah kami bersiap-siap menuju masjid sambil membawa Al-Qur'an dan Al-Matsurah, sambil menanti waktu Shubuh.


Kumandang adzan Shubuh yang menggetarkan hati mulai terdengar. Kami sholat Shubuh berjama'ah di masjid sederhana itu, dan kami lanjutkan dengan membaca Al-Matsurah dan Al-Qur'an, serta terjemahannya. Ada juga yang kultum, berbagi pengetahuan Islam dengan yang lain.

Tak terasa matahari mulai menyapa puncak Ciburial. Mulai kami rasakan kehangatannya, membangkitkan semangat untuk memulai hari kedua tafakur alam ini. Kabut yang menyelimuti Ciburial mulai memudar, kami abadikan pemandangan itu dengan satu-dua kali potretan. Sungguh sejuk udara pagi ini.

Setelah kembali dari masjid, kami mulai menyantap roti sebagai sarapan hari ini, sambil memikirkan acara apa yang akan kami lakukan selanjutnya, mengingat rundown yang 'acak-acakan' kemarin. Masih banyak jagung di sini. Benar juga! Acara api unggun dan bakar jagung yang dijadwalkan tadi malam belum terlaksana. Akhirnya para panitia ikhwan mulai mengumpulkan kayu untuk membuat api unggun. Sementara yang akhwat menyiapkan jagung yang akan dibakar ketika api unggun sudah menyala nanti.

Tak lama kemudian percikan api unggun mulai terlihat. Jagung yang diolesi dengan mentega pun sudah disiapkan. Semuanya mulai mengambil sebatang kayu dan menancapkan jagung diujungnya. Kita mulai bakar jagungnya! :D Menyantap jagung hasil bakar sendiri memang memberikan kesenangan dan kepuasan tersendiri, walaupun ada juga yang sampai gosong ^_^". Di sana, bukan hanya hangatnya api unggun yang kami rasakan, tetapi juga hangatnya kebersamaan, itu yang luarbiasa :)

Kembali bimbang kami memikirkan acara setelah api unggun. Rencana awalnya adalah hiking. Namun mengingat sudah banyak yang tumbang kemarin dalam perjalanan menuju rumah Pak Ade, mengurungkan niat kami untuk hiking. Tapi, rasanya belum puas juga jika acara tafakur alam kali ini hanya berhenti di sini. Rasanya belum menemukan sesuatu yang benar-benar sangat berkesan di sini, yang bisa membuat kami kembali berkunjung ke sini lagi. Akhirnya dengan sepatah-dua patah kata dorongan dari Bu Widi, kami memutuskan untuk tetap mengadakan hiking, bagi yang mau dan yang masih kuat. Yeah, the journey will be begin now!

Dengan berbekal botol air minum, kami mulai melangkahkan kaki menuju ke puncak Ciburial dengan dipandu oleh anak-anak kecil yang tinggal di daerah itu. Tanjakan demi tanjakan kami lalui, sesekali kami bertemu dengan 'air terjun mini' yang percikan suaranya menenangkan hati. Suara air ini mengingatkan kami pada tafakur tahun lalu, waktu itu kami menuju Curug Seribu :). Tapi, apa yang akan kami temukan di alam Ciburial ini?

Setelah cukup lama menanjak, sesuatu yang berkesan dari Ciburial ini pun akhirnya mulai terlihat. Subhanallaaah... Ini dia, sesuatu yang mungkin bisa membuat kami ingin kembali berkunjung ke sini, pemandangan yang luar biasa!

Hamparan kebun teh yang hijau benar-benar menyegarkan pandangan mata. Udara yang benar-benar sejuk semakin terasa di puncak ini. Kami bisa melihat puncak gunung lainnya yang memiliki keindahan tersendiri pula. Dan, dari puncak ini, kami bisa melihat masjid yang tadi pagi kami singgahi untuk Sholat Shubuh berjama'ah, juga rumah Pak Ade. Subhanallah, jadi sudah sejauh itu kami berjalan, namun lelah itu seperti tak terasa, karena sudah sangat terbayarkan dengan pemandangan alam yang luarbiasa ini. Subhanallah, Allahu Akbar, Maha Besar Allah yang telah menciptakan alam yang sungguh indah ini. Tasbih dan takbir tak henti terucap dari hati kami melihat alam yang indah ini.






Tentu saja tak lupa, kami mengabadikan pemandangan ini dengan kamera, sebanyak-banyaknya, saking terkagum-kagumnya kami. Rasanya tak ingin pulang. Namun, waktu juga yang akhirnya memisahkan kami dengan alam puncak Ciburial ini. Untuk terakhir kalinya, kami mengabadikan lagi 1 gambar untuk foto bersama, kemudian kami mulai turun, sampai bertemu lagi puncak Ciburial! :)

Seperti sudah biasa berjalan menanjak dan menuruni gunung, kami tidak terlalu kelelahan untuk sampai di rumah Pak Ade. Sebentar lagi waktunya kami kembali ke Tangsel. Semuanya sibuk memberesakan barang-barang dan tentu saja, juga sibuk membersihkan diri. Belajar dari kemarin saat perjalanan menuju rumah Pak Ade banyak yang tumbang, akhirnya kami memutuskan untuk menyewa angkot, untuk membawa semua barang-barang kami ke tempat parkir bus. Supaya kami tidak membawa beban, dan InsyaAllah semuanya akan kuat berjalan turun sampai ke tempat bus diparkirkan.

Setelah semua tas-tas diangkut ke dalam angkot, sholat Dzuhur, dan makan siang, kami mulai berbaris untuk mendengar sepatah-dua patah kata sebelum pulang. Dan tak lupa juga, memberikan barang-barang baksos yang sudah kami kumpulkan kepada Pak Ade. Ditutup dengan do'a oleh Pak Asep, inilah pertanda kami mulai melangkahkan kaki meninggalkan Ciburial.

Kami tak membutuhkan waktu sepanjang waktu berangkat untuk mencapai tempat parkirnya bus. Lagi, mungkin karena kaki ini sudah terbiasa berjalan jauh. Sesampainya di tempat parkiran bus, rupanya kami tak bisa langsung menuju Tangsel. Bus-nya mogok. Akhirnya banyak peserta yang mencari jajanan di sekitar sana, untuk sekedar mengisi perut. Hampir mendekati waktu Maghrib, bus baru bisa kembali digunakan dan kami benar-benar mulai meninggalkan Ciburial sekarang. Good bye, Ciburial! :'D

Macet, sudah menjadi hal biasa di kawasan puncak, dan itu yang kami rasakan juga saat pulang. Matahari yang mulai terbenam, dan lelahnya setelah berpetualang di Ciburial, membuat kami menutup mata kami untuk mengistirahatkan badan, menunggu sampai kami tiba di Tangsel....

Alhamdulillah, sekitar pukul 21.00, kami selamat sampai di Tangsel. Benar-benar pengalaman yang melelahkan, dan, menyenangkan tentu saja. Semoga kegiatan tafakur kali ini bisa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita semua dengan menyadari kebesaran dan kekuasaan Allah setelah melihat alam ciptaan-Nya. Semoga tafakur alam tahun depan jauh lebih baik dibanding dengan tafakur tahun ini, dan, semoga semakin banyak juga pesertanya :). Sekian petualangan kami di Ciburial, semoga bisa bermanfaat bagi yang membacanya. Takbir, Allahu Akbar!

Wassalamu'alaikum wr.wb. :)


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Berita Terpopuler

Member